Pertunjukan Laesan dan
Gatoloco di taman KB
SEMARANG - Pertunjukan Kesenian Rakyat Jawa Tengah (PKRJT) kembali
hadir di Taman KB pada edisi ke 9, Sabtu (7/6). Pada malam itu ada dua kesenian
tradisional yang membuat penonton menjadi ramai. Pertunjukkan yang pertama,
kesenian dari temanggung yaitu penari gatoloco, Budoyo Bongso. Kemudian
setelah itu kesenian laesan dari kabupaten Rembang. Dua kesenian rakyat yang
dalam sejarahnya sempat hilang itu memikat ratusan penonton yang penuhi area
taman di depan SMA 1 Semarang.
Kemudian penari gatoloco memasuki area pertunjukan. Semua penari
memakai kostum yang didominasi warna merah. Selain itu, semua wajahnya juga
ditutupi topeng dengan berbagai bentuk. Gerakan yang dimainkan oleh para penari
tampak sederhana. Setiap gerakan diawali dengan bunyi peluit yang ditiup salah
seorang penari. Semua penari adalah laki-laki. Selama sekitar satu jam, para
penari gatoloco tersebut menghibur para penonton yang terdiri dari anak-anak
hingga orang tua.
Kesenian yang kedua yaitu kelompok dari Kecamatan Lasem, Kabupaten
Rembang, tampil membawakan kesenian laesan. Kesenian tersebut mirip dengan
sintren. Tetapi , seluruh pemainnya adalah laki-laki. Sejak zaman Majapahit
yakni pada masa pemerintahan Bhre Lasem yang memimpin Nagari Lasem. Penari di
pertunjukan itu disebut laes. Dia akan menari setelah dimasukkan dalam sebuah
kurungan. Semula, seorang laes akan dikurung dalam posisi terikat. Namun,
beberapa menit kemudian, saat kurungan dibuka, tali-tali yang mengikatnya sudah
lepas. Uniknya pada malam itu penonton diberi kesempatan untuk menjadi laes.
Penonton yang bersedia akan dibimbing oleh para penari.
Nama : Tri Purnamasari / 2601411056
Tidak ada komentar:
Posting Komentar